Selasa, 19 November 2013

PENGOLAHAN SAMPAH PADAT


 DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
                          1.        MANTO                       (10011481317006)
2.        NUR HIDAYAH         (10011481317030)
3.        FENNI TRIANA         (10011481317010)
4.        EVA MAJLIANA       (10011481317025)
5.        NUR INZANA             (10011481317035)

Dosen Pengampuh: H.A. Fickry Faisya, SKM, M.Kes

                  UNIVERSITAS NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
                 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
ALIH PROGRAM
 TAHUN AKADEMIK 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN

I.                   LATAR BELAKANG
Dalam beberapa laporan terungkap, jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus naik sebesar 70% tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di negara berkembang.
Pertumbuhan sampah perkotaan terbesar akan terjadi di China yang mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai penghasil sampah terbesar di dunia pada 2004. Jumlah sampah padat perkotaan di negara-negara Asia Timur, Eropa Tengah dan Timur Tengah juga terus meningkat.
Di Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi sampah padat secara nasional mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Data yang sama juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan. Sisanya terbuang mencemari lingkungan. Sampah selalu menjadi masalah bagi pemerintah, bahkan diperkirakan sampah setiap harinya di Indonesia ini mencapai 200 ribu ton. Sayangnya tingginya volume sampah itu belum tertangani secara baik oleh pemerintah karena  berbagai keterbatasan. 
Sampah merupakan konsekuensi kehidupan, yang sering menimbulkan masalah, dan jumlahnya akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan beragam aktivitasnya. Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan jumlah timbulan sampah, dan semakin beragam aktivitas berarti semakin beragam jenis sampah yang dihasilkan. Karenanya, sampah harus mulai dipandang sebagai sumber daya. Ini berarti kebiasaan membuang harus diubah menjadi mengolah.
Dewasa ini, sampah sudah menjadi masalah secara umum yang terjadi di kota-kota di Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, permasalahan pengangkutan, hingga masalah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Selama ini sampah dikelola dengan konsep umum seperti, open dumping atau penimbunan terbuka, incenerator atau di bakar, sanitary landfill atau gali tutup, ternyata tidak memberikan solusi yang baik apalagi jika pelaksanaannya tidak disiplin.
Dengan tidak disiplinnya pelaksanaan pengelolaan sampah dapat menimbulkan beberapa masalah seperti yang lazim ditemui yaitu banjir. Penyebab banjir umumnya sampah organik, plastik atau kaleng-kaleng yang sulit terurai. Sampah-sampah jenis ini juga perlu mendapat perhatian untuk di daur ulang. Dalam konteks inilah, perlu dicari solusi penanganan sampah yang tepat, yang mampu mengeliminir menumpuknya timbulan sampah.
                        Berdasarkan uraian di atas inilah yang membuat kami tertarik untuk membahas mengenai sampah dan pengelolaannya. Dalam pembahasan ini kami akan menjelaskan segala hal mengenai sampah, dampaknya, pembagian, pengelolaan, dan mencoba memberikan beberapa saran dan solusi dalam pengelolaan sampah yang baik dan tepat.

II.                RUMUSAN MASALAH
Dalam beberapa laporan terungkap, jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus naik sebesar 70% tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di negara berkembang.
Di Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi sampah padat secara nasional mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Data yang sama juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan. Sisanya terbuang mencemari lingkungan.
Dewasa ini, sampah sudah menjadi masalah secara umum yang terjadi di kota-kota di Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, permasalahan pengangkutan, hingga masalah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dengan tidak disiplinnya pelaksanaan pengelolaan sampah dapat menimbulkan beberapa masalah seperti yang lazim ditemui yaitu banjir. Dalam konteks inilah, perlu dicari solusi penanganan sampah yang tepat, yang mampu mengeliminir menumpuknya timbulan sampah.
Maka berdasarkan hal di atas maka dalam mengatasi masalah sampah maka diperlukan solusi dalam penanganan/pengelolaannya, lalu bagaimanakah pengelolaan sampah yang baik dan tepat sehingga sampah dapat diminimalisir dan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan.


III.             TUJUAN
a.      Tujuan Umum
Mampu menjelaskan cara pengelolaan sampah yang baik dan tepat serta memberikan solusi bagi penanganan masalah sampah.
b.      Tujuan Khusus
1.      Menjelaskan defenisi sampah, sumber dan pembagiannya
2.      Menjelaskan dampak sampah bagi lingkungan
3.      Menjelaskan pengelolaan sampah (pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan)

BAB II
PEMBAHASAN


PENGOLAHAN SAMPAH PADAT
Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia pertambahan jumlah penduduk dan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap semakin maju gaya hidup manusia, semakin banyak sampah yang akan dihasilkan. Di dalam proses-proses alam tidak dikenal adanya sampah, yang ada hanyalah produk-produk tidak bergerak.
Defenisi
Menurut defenisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2012).
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, dan sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah juga diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat (UU RI No.18 Th. 2008) (Hariza, 2011).
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudahtidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat di Amerika Serikat membuat batasan sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena tidak berguna sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya: benda –benda alam, benda –benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2011).
Menurut American Public Health Association sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Sampah padat adalah benda atau barang yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan (Hasyim, 2010).
Prinsip Sampah
Sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.    Adanya sesuatu benda atau benda padat
b.    Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia
c.    Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi
(Notoatmodjo, 2011)
Sumber – Sumber Sampah
a.    Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas, plastik,daun dan sebagainya. Pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daun dari kebun atau taman.
b.    Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya.
c.    Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik karbon, klip, dan sebagainya. Pada umumnya sampai ini bersifat kering dan mudah terbakar (rubbish)
d.   Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umunya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daun, plastik dan sebagainya.
e.    Sampah yang berasal dari indrustri (indrustrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan indrustri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan indrustri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misal sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
f.     Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah yang berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan misalnya batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang) dan sebagainya.
g.    Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari  peternakan dan perikanan ini berupa: kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2011)
Menurut Hasyim (2010), Adapun beberapa sumber sampah yakni antara lain:
1.        Sampah yang berasal dari daerah pemukiman (domestic wastes)
2.        Sampah yang bersal dari perdagangan (commercial wastes)
3.        Sampah yang berasal dari jalan raya (street sweeping)
4.        Sampah yang berasal dari indrustri (indrustrial wastes)
5.        Sampah yang berasal dari daerah pertanian dan perkebunan (agricultural wastes)
6.        Sampah yang berasal dari daerah pertambangan
7.        Sampah yang berasal dari gedung-gedung atau perkantoran (institutional wastes)
8.        Sampah yang berasal dari daerah penghancuran gedung-gedung dan pembangunan/pemugaran
9.        Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum, pendidikan
10.    Sampah yang berasal dari daerah kehutanan
11.    Sampah yang berasal dari pusat-pusat pengolahan air buangan
12.    Sampah yang berasal dari daerah peternakan dan perikanan
Jenis- Jenis Sampah
Menurut Hariza (2011) adapun jenis-jenis sampah antara lain:
1.    Sampah yang dapat membusuk (sisa makanan, daun, sampah kebun, pertanian)
2.    Sampah yang tidak membususk (kertas, plastik, gelas, logam,dll)
3.    Sampah berupa debu/abu
4.    Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan (sampah yang berasal dari indrustri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisis berbahaya)
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:
a)    Sampah organik : terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alaami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Yang termasuk sampah organik misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun
b)   Sampah anorganik: berasal dari sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses indrustri. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tiak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagin ainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu lama.
Pembagian sampah berdasarkan sifat kimiawinya terdiri dari: sampah organik (sisa –sisa makanan, daun-daunan, dll) dan sampah anorganik (logam, pecahan gelas,dll). Berdasarkan karakteristiknya, sampah dibedakan menjadi empat yaitu: garbage (sisa-sisa makanan yang mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme), rubbish (bahan /sisa pengelolaan yang tidak mudah membusuk, seperti kayu, kertas, kaleng, kaca,dll), ashes (debu/abu),dead animal (bangkai binatang), street sweeping (kotoran sampah jalanan), indrustrial waste (benda-benda padat yang merupakan sampah hasil indrustri) (Hariza, 2011).
Sampah padat dibagi menjadi beberapa kategori
1.      Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya.
-       Organik, misal sisa makanan, daun, sayur dan buah
-       Anorganik, misal logam, pecah belah, abu dan lain-lain
2.      Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar
-       Mudah terbakar, misal kertas plastik, daun kering, kayu
-       Tidak mudah terbakar, misal kaleng, besi, gelas, dan lain-lain
3.      Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk
-       Mudahnya membusuk, misal sisa makanan, potongan daging dan sebagainya
-       Sulit membusuk, misal plastik, karet, kaleng, dan sebaginya
4.      Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah
a.       Garbage, terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk dengan cepat, dan dapat terurai khususnya jika cuaca panas.
b.      Rubbish
-       Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik,misal kertas, kayu, karet, daun kering dan sebagainya.
-       Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik misal kaca, kaleng, dan sebagainya.
c.       Ashes, semua sisa pembakaran dari indrustri
d.      Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
e.       Dead animal,bangkai binatang
f.       Household refuse, sampah campuran yang berasal dari perumahan
g.      Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan
h.      Demolision waste, berasal dari sisa–sisa pembangunan gedung
Contruction waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung seperti, tanah, batu, kayu
i.        Sampah indrustri, berasal dari pertanian,perkebunan, dan indrustri
j.        Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
k.       Sampah khusus, sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.
(Chandra, 2012)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah
1.      Jumlah penduduk
2.      Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai
3.      Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali
4.      Faktor geografis
5.      Faktor waktu
6.      Faktor sosial, ekonomi dan budaya
7.      Musim hujan
8.      Kebiasaan masyarakat
9.      Kemajuan teknologi
10.  Jenis sampah
(Chandra, 2012)
Pengelolaan Sampah Padat
1.      Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode:
-       Sistem duet: tempat sampah kering dan tempat sampah basah
-       Sistem trio: smpah basah, kering dan tidak mudah terbakar
2.      Tahap pengangkutan, sampah diangkut ke tempat pembangan akhir atau pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengangkutan sampah yang disediakan oleh dinas kebersihan kota.
3.      Tahap pemusnahan
Sanitary landfill, dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut.
-       Tersedia tempat yang luas
-       Tersedia tanah untuk menimbunnya
-       Tersedia alat-alat besar
Incenerator
Suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secar besar-besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik.
-       Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya
-       Tidak memerlukan ruang yang luas
-       Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap
-       Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
Kerugian:
-       Biaya besar
-       Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk
Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk.
Hot feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak. Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu untuk mencegah penularan penyakit cacing dan tricionosis hewan ternak.


Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan akhir air limbah memang baik.
Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang, atau tempat sampah
Dumping in water
Sampah yang dibuang melalui air sungai atau laut.
Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perseorangan
Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang
Reduction
Menghancurkan sampah (biasanya bentuk garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak
Salvaging
Pemanfaatan sampah kembali

Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat Dan Lingkungan
Pengaruh yang baik:
1.      Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah
2.      Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk
3.      Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah manjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak
4.      Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biaknya serangga atau binatang pengerat
5.      Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah
6.      Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat
7.      Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat.
8.      Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara.
Pengaruh negatif
1.      Pengaruh terhadap kesehatan
-          Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit
-          Insidensi penyakit DBD akan meningkat
-          Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah sembarangan
-          Gangguan psikosomatis, sesak nafas, insomnia, stress, dan lain-lain
2.      Pengaruh terhadap lingkungan
-          Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang
-          Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau
-          Pembakaran sampah menimbulkan pencemaran udara
-          Pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan terganggunya aliran air
-          Jika musim hujan, sampah menumpuk dan menimbulkan banjir
-          Air banjir merusak fasilitas masyarakat.
3.      Terhadap sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
-          Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan sosial budaya  masyarakatnya
-          Menurunkan minat dan hasrat orang lain untuk berkunjung
-          Terjadinya perselisihan antara penduduk dengan pihak pengelola TPA
-          Angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja
-          Memerlukan dana yang besar jika lingkungan rusak untuk diperbaiki
-          Penurunan pemasukan daerah akibat penurunan kunjungan wisatawan
-          Penurunan mutu dan sumber daya alam
-          Penumpukkan sampah menyebabkan kemacetan lalu lintas
(Chandra, 2012)
Faktor-Faktor Penyebab Penumpukan Sampah
1.        Volume sampah sangat besar tidak dibandingi oleh kapasitas TPA
2.        Lahan TPA semakin sempit karena tergusur oleh penggunaan lain
3.        Jarak TPA dan pusat relatif jauh sehingga eaktu untuk mengangkut sampah kurang efektif
4.        Fasilitas pengangkutan sampah terbatas
5.        Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk
6.        Sampah yang sudah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera dikeluarkan dari tempat penempungan sehingga semakin menggunung
7.        Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengolahan sampah
8.        Masyarakat sering membuang sampha di sembarang tempat sebagai jalan pintas
9.        Minimnya edukasi dan menejemen diri yang baik mengenai pengolahan sampah secara tepat
10.    Manajemen sampah tidak efektif
Mengolah Sampah
            Pengolahan sampah menjadi produk jual mulai dilirik banyak pihak. Pengolahan sampah dapat dilakukan dalam beberapa alternatif usaha, baik scala kecil maupun scala besar. Dalam proses pengolahan sampah, tahan distribusi memiliki peranan penting, lalu lintas sampah dimulai dari tingkat terendah, yaitu rumah tangga hingga tempat pembuangan terakhir (TPA). Sebelum diolah sampah melalui tiga alur pendistribusian yang saling berkaitan yaitu penampungan, pengumpulan dan pembuangan sampah.


1.      Penampungan Sampah
            Akan jauh lebih baik jika awal pengelolaan sampah jika sejak awal pengelolaan, sampah telah dipilah sejak awal berdasrkan jenisnya, sampah organik dan anorganik. Pemisahan sampah dapat dilakukan dengan menyediakan dua tempat sampah kering dan basah sekaligus. Namun di Indonesia belum dapat diterapkan secara menyeluruh di setiap wilayah. Rendahnya tingkat ekonomi dan ketidak pedulian masyarakat serta partisipasi pihak terkait menjadi faktor utama.
            Sebelum diangkut oleh petugas kebersihan di tampung sementara didalan wadah, agar lebih efektif tempat sampah dibuat juga dari pemanfaatan barang bekas, seperti karung plastik, drum, kotak kayu, ember dan wadah yang tidak terpakai lainnya. Wadah yang di gunakan untuk menampung sampah harus memiliki kriteria sabagai berikut:
-       Mudah dibersihkan
-       Tidak mudah rusak
-       Dapat di tutup rapat
-       Ditempatkan diluar rumah
1.        Pengumpulan Sampah
Pada tahap pengumpulan sampah biasanya dipilih secara sederhana menjadi tiga jenis yaitu sampah layak kompos, sampah layak jual, sampah layak buang.
Sampah layak kompos terdiri atas berbagai sampah yang mudah mengurai dan membusuk sehingga mudah untuk di jadikan kompos. Sampah layak jual termasuk jenis sampah yang dapat diolah kembali. Sampah layak buang adalah sampah yang tidak dapat dimanfaatkan sama sekali. Umunya tahap pengumpulan sampah di daerah padat penduduk dilakukan intansi terkait sekitar 2-3kali seminggu cakupan layanan pengumpulan sampah rata-rata di Indonesia masih berada kisaran 41% masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs), yaitu 70% di tahun 2015.
2.        Pengolahan Sampah
Dalam pengolahan sampah terpadu ada lima tahap proses yang diterapkan.
-          Mengurangi (reduce) diterapkan dengan meminimalisir jumlah barang yang digunakan. Pengurangan dilakukan tidak hanya berupa jumlah, tetapi juga mencegah pengunaan barang-barang yang mengandung kimia berbahaya dan tidak mudah terdekomposisi
-          Pengunaan kembali (reuse) memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung.
-          Daur Ulang (recycle) mengolah barang yang tidak terpakai menjadi barang baru. Upaya ini memerlukan produsen dalam penanganannya. Namun beberapa sampah dapat didaur ulang langsung oleh masyarakat.
-          Tangkap Energi (Energy Recovery) banyak diterapkan pada sampah yang memiliki nilai kalor bakar tinggi. Sampah organikpun bisa diaplikasikan pada upaya ini melalui gas metana yang dihasilkan pada saat pembusukan upaya tangkap energi bisa diterapkan sebelum atau sesudah upaya buang sampah berlangsung.
-          Buang (disposal) merupakan alternatif terakhir jika semua cara diatas telah dioptimalkan. Pembuangan sampahpun harus dilakukan secara aman pada lokasi yang telah disepakati
3.        Penghancuran
Biasanya penghancuran dilakukan ketika pengankutan dengan menggunakan truk samph khusus plus alat pencacah atau penghancur. Potongan sampah dimanfaatkan sebagai timbunan pada tanah datar.
4.        Pembakaran
Pada skala rumah tangga, pembakaran sampah secara manual memang praktis untuk sampah bervolume besar sebaiknya pembakaran dilakukan menggunakan incenerator.
Pengelolaan Sampah Padat
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri dari dua hal yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah, pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan timbunan sampah;pendauran ulang sampah dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:
1.    Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai jenis, jumlah, dan atau sifat sampah.
2.    Pengumpulan sampah dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari TPS (Tempat Pembuangan Sampah) atau TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu). TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang sampah dan atau tempat pengolahan sampah terpadu. TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
3.    Pengangkutan yaitu membawa sampah dari sumber dan/atau dari TPS/TPST ke TPA.TPA dalah tempat untuk memprosesdan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
4.    Pengolahan sampah dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.
5.    Pemprosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
(Hariza, 2011)
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
a.         Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah, oleh karena itu,mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sampah sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke tempat pembuangan akhir (TPA)
Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk di daerah perkotaan adalh tanggung jawab pemerintahdaerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat produksi setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat, produksi sampah khusunya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.
b.      Pemusnahan dan pengelolaan sampah
Pemusnahan dan atau pengolahan sampah ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:
1.    Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah
2.    Dibakar (incenerator), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator)
3.    Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumah tangga dibiasakan untuk memisahkan smpah organik dengan anorganik, kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman dan dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah an-organik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang.
(Notoatmodjo, 2011)






BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Sampah adalah suatu masalah yang masih belum bisa teratasi terutama di Indonesia, sampah memiliki berbagai dampak yang sangat berpengaruh dalam berbagai aspek khususnya lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya. Namun jika sampah dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan mengurangi efek sampah bagi lingkungan dan makhluk hidup. Dalam beberapa referensi didapat bahwa sampah dibedakan menjadi beberapa jenis yang masing-masing memiliki karakteristik dan klasifikasi yang berbeda. Dan tentunya sampah dibutuhkan pengelolaan sampah yang baik dan tepat agar dapat meminimalisir masalah sampah. Adapun beberapa tahap dalam pengelolaan sampah dimulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan.
  1. SARAN
Adapun saran/solusi yang dapat diberikan :
1.      Untuk mengurangi/ meminimalisir produksi sampah maka dapat dilakukan 3R (reuse, reduce, dan ricycle)
2.      Kelolalah sampah dengan tepat dan baik sehingga dapat mengurangi dampak dari sampah itu sendiri baik dari proses pemilahan (pengumpulan), pengangkutan, pemanfaatan, dan pemusnahan
3.      Sampah dapat kita di atasi apabila kita sebagai individu dapat memiliki kesadaran dan motivasi untuk lebih memperhatikan/peduli pada lingkungan, mulailah dari diri sendiri.
4.      Manfaatkanlah sampah sebaik mungkin sehingga produksi sampah dapat berkurang, misal memberikan nilai ekonomis (membuat kerajinan/barang yang dapat dijual dari produk sampah), pembuatan kompos, atau mendirikan bank sampah.



DAFTAR PUSTAKA
Hariza, Adnani. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika
Purwendro dan Nurhidayat. 2007. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Organik. Jakarta: PT Penebar Swadaya
Dewi, Trias. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: PT Penebar Swadaya
Suryati. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah. Jakarta: PT Agromedia Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
Chandra, Budiman. 2012. Pengantar kesling. Jakarta: EGC
Hasyim, Hamzah. 2010. Modul dasar-dasar kesehatan lingkungan. Palembang: Universitas Negeri Sriwijaya

Untuk melihat slide presentasi pengolahan sampah Anda bisa mengklik link berikut ini :













Tidak ada komentar:

Posting Komentar